Penyuluhan Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Jaranan Bantul
Abstract
Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap karena gejala tidak terlihat lebih awal sebagai peringatan bagi korbannya. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan kematian. Pra lansia (45-59 tahun) dan lansia (60-70 tahun) merupakan orang yang mempunyai faktor risiko tinggi terjadinya hipertensi, sehingga perlu dilakukan penyuluhan pencegahan dan pengendalian hipertensi pada lansia supaya lebih memperhatikan pola hidup yang sehat agar tidak menimbulkan hipertensi yang mungkin disertai dengan komplikasi berbahaya lainnya. Pengabdian masyarakat ini ditujukan kepada warga pra lansia dan lansia Dusun Jaranan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini akan dilakukan dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif dengan 40 peserta. Tahapan dari kegiatan ini yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. Tahapan persiapan terdiri dari observasi lapangan, pengumpulan bahan, penyusunan proposal, dan persiapan materi. Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu pretest, ceramah, dan diskusi. Tahapan evaluasi meliputi posttest, pengisian kuisioner, dan penyusunan laporan. Hasil dari nilai pretest peserta yakni sebanyak 26 peserta (65%) mempunyai pengetahuan yang kurang, 12 peserta (30%) mempunyai pengetahuan yang cukup, dan hanya 2 peserta (5%) memiliki pengetahuan yang baik terkait hipertensi. Hasil dari nilai posttest pengetahuan peserta terkait hipertensi meningkat dilihat dari tidak ada peserta (0%) berada dalam kategori kurang, 18 peserta (45%) masuk ke dalam kategori cukup dan 22 peserta (55%) dengan kategori baik. Berdasarkan hasil evaluasi yang didapatkan, penyuluhan dengan metode ceramah ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat lansia terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi dilihat dari rata-rata kenaikan nilai pretest dan posttest dari 49% (kategori kurang) menjadi 82% (kategori baik).