Peningkatan Kemampuan Kader Remaja Dalam Pengendalian Hipertensi Melalui Posyandu Remaja Parikesit
Abstract
Hipertensi dikenal dengan silent killer karena merupakan penyakit yang menyebabkan kematian tanpa disadari. Kemenkes RI (2018) melalui Riskesdas melaporkan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,11% pada usia penduduk >18 tahun. Persentase ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 sebesar 25,8%. Riskesdas menyebutkan penyumbang kasus tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 44.13%, sedangkan Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki peringkat ke 12 dengan jumlah prevalensi 32,86%. Berdasarkan Data Profil Kesehatan Provinsi Yogyakarta (2017) menyebutkan bahwa kasus hipertensi paling banyak terdapat di Kabupaten Sleman yaitu 12,10%. Dinkes Kabupaten Sleman (2020) melaporkan bahwa Kecamatan Kalasan merupakan penyumbang terbesar penderita hipertensi dibandingkan kecamatan lain.
Hipertensi yang tidak dikelola dengan baik akan berlanjut pada penyakit kardio maupun vaskuler lainnya yang memberikan dampak pada kematian. Dibutuhkan pengendalian hipertensi melalui partisipasi aktif masyarakat atau pemberdayaan kader kesehatan. Pemberdayaan ini dilakukan dalam Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Posyandu Remaja Parikesit. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melatih kader remaja agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang hipertensi. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan dengan memberikan edukasi tentang hipertensi kepada kader remaja atau dikenal dengan parikesit, melatih kader menggunakan spigmometer digital agar dapat mengukur tekanan darah, dan mengajarkan cara mengisi buku raport hipertensi. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari diskusi interaktif dan demonstrasi. Berdasarkan hasil evaluasi pelatihan kader didapatkan data tidak ada satupun kader remaja dengan hasil pengetahuan setelah edukasi lebih rendah daripada sebelum edukasi (0%), 3 kader remaja berpengetahuan sama/ tetap (17,7%), dan 14 kader remaja mempunyai pengetahuan yang lebih baik dari sebelum edukasi hipertensi (82,3%). Nilai p menunjukkan 0,001 yang berarti pelatihan kader remaja memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang hipertensi. Selain itu keterampilan kader remaja mengalami peningkatan setelah diberikan pelatihan sebesar 70,5% dengan nilai p 0,000.