Peningkatan Rasionalitas Swamedikasi Melalui Sosialiasi Gerakan Sadar Obat Bebas DAGUSIBU
DOI:
https://doi.org/10.30989/jice.v6i2.1406Keywords:
Swamedikasi; DagusibuAbstract
. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 melaporkan persentase masyarakat yang melakukan swamedikasi di Provinsi DI. Yogyakarta sebesar 82,74%. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan persentase tahun 2021 yaitu sebesar 80,68%. Tingginya tingkat swamedikasi dan adanya banyak faktor yang mendasari seseorang melakukan swamedikasi harus menjadi perhatian bagi seorang apoteker. Kesalahan dalam pengobatan (medication error) merupakan permasalahan yang banyak terjadi di kalangan masyarakat pada swamedikasi. Salah satu hal yang mendukung terjadinya peristiwa tersebut karena kurangnya edukasi yang memadai kepada masyarakat terkait informasi mengenai cara mendapatkan obat dengan benar, menggunakan obat dengan benar, menyimpan obat dengan benar dan membuang obat dengan benar. Masyarakat Dukuh Medelan, Kelurahan Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul merupakan salah satu masyarakat yang sering melakukan swamedikasi pada kondisi-kondisi yang ringan seperti demam, batuk, dan diare dengan membeli obat di warung atau apotek terdekat. Dari hasil observasi diketahui bahwa tingkat pengetahuan tentang penggunaan dan pengelolaan obat masyarakat Dukuh Medelan masih rendah, sehingga perlu adanya pemberian edukasi kepada masyarakat Dukuh Medelan tentang pentingnya menggunakan obat dengan benar, meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih dan menggunakan obat secara benar, dan akhirnya akan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dalam swamedikasi.