Peningkatan Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Diare Dan Swamediasinya
DOI:
https://doi.org/10.30989/jice.v6i1.1238Keywords:
Diare; Swamedikasi.Abstract
. Angka kesakitan penyakit diare meningkat dari tahun ke tahun. Penderita diare di D.I. Yogyakarta (DIY) tergolong tinggi. Dari data Laporan pelaksanaan Tugas Tahunan TA 2022, jumlah penderita diare yang ditangani sesuai standar di Kabupaten Sleman pada tahun 2022 sebanyak 24,15%, cakupan ini terbilang rendah meskipun sudah mengalami peningkatan dari tahun 2021 sebesar 12,23%. Swamedikasi merupakan salah satu tindakan dalam mengobati penyakit yang dialami dengan cara pemilihan serta penggunaan obat oleh seseorang tanpa resep dokter. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), persentase masyarakat yang melakukan swamedikasi meningkat dari 80,68% pada tahun 2021, menjadi 82,74% pada tahun 2022. Swamedikasi yang dilakukan secara tidak tepat dan benar dapat menimbulkan berbagai masalah pengobatan, timbul penyakit baru karena efek samping obat, dan peningkatan biaya pengobatan akibat penggunaan obat yang tidak rasional. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pemberian informasi yang mendukung dalam pelaksanaan swamedikasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat demi meningkatkan kualitas hidup untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penanganan diare yang kurang adekuat. Sasaran kegiatan ini adalah warga Pedukuhan Rejodani, Kecamatan Ngaglik, Sleman. Evaluasi yang dilakukan melalui perbandingan nilai pretest dan posttest. Berdasarkan hasil analisisi pemberian informasi melalui kegiatan penyuluhan/sosialisasi dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dari 86% menjadi 96,19% tentang diare dan swamedikasinya.