https://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/jice/issue/feedJournal of Innovation in Community Empowerment2024-11-07T15:14:34+07:00Editorial JICEjice.unjaya@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)</strong>, with registration number ISSN 2716-3490 (print), ISSN 2716-3504 (online), is a multidisciplinary scientific journal published by the Institute for Research and Community Service (LPPM) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. JICE Journal is a Community Service journal that discusses community engagement practices and processes. JICE Journal provides a forum for academics, practitioners, and community representatives to explore issues and reflect on practices related to the various activities involved. The purpose of this journal publication is to disseminate conceptual thinking or research ideas and results that have been achieved in the field of community service.</p> <ul> <li class="show">Journal Title : <strong>Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)</strong></li> <li class="show">ISSN : <strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1557464748" target="_blank" rel="noopener">2716-3490</a> (print) | <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1557466058" target="_blank" rel="noopener">2716-3504</a> (online)</strong></li> <li class="show">DOI Prefix<strong>: Prefix 10.30738 by Crossref</strong></li> <li class="show">Editor in Chief<strong>: Dr. Tri Sunarsih, SST., M.Kes.</strong></li> <li class="show">Publisher<strong>: Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta</strong></li> <li class="show">Frequency<strong>: Two issues per year (March and September)</strong></li> <li class="show">Citation Analysis<strong>: Sinta | <a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=PoCS7iIAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a> | <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/22669" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a> | <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&and_facet_source_title=jour.1428299" target="_blank" rel="noopener">Dimension</a></strong></li> </ul>https://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/jice/article/view/1351Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Pembuatan Jamu Serbuk pada Masyarakat di Padukuhan Kertan Bantul 2024-11-07T15:14:32+07:00Mitsalina Fildzah Arifahmitsalina.fildzah.arifah@gmail.comTrinita Puspitasariadawamitrinita@gmail.comNurul Afniatunnurulafniatun@gmail.comFina Ummu Sayyidah Yahyafinaummusayyidahyahya19@gmail.comCitra Eka Runenticitraekarunenti2002@gmail.comNanda Ayu Safitrinandasafitri0212@gmail.com<p>Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah bahan-bahan herbal yang sudah dikenal sejak lama dan dimanfaatkan Masyarakat untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Minimnya edukasi TOGA pada masyarakat Padukuhan Kertan khususnya ibu-ibu PKK dan Pemudi Karang Taruna pada tanaman jahe dapat digunakan sebagai apotek hidup sebagai pertolongan pertama meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Sosialisasi TOGA dan pembuatan jahe serbuk dilaksanakan untuk meningkatkan edukasi dan kemampuan masyarakat tentang pemanfaatan TOGA pada pembuatan jamu serbuk yang dibuat secara mandiri.</p> <p>Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Kertan Bantul pada ibu-ibu PKK dan pemudi karang taruna dengan rentang usia 15-62 tahun. Peserta yang ikut berpartisipasi sejumah 30 orang dengan 20 anggota ibu-ibu PKK dan 10 anggota pemudi karang taruna. Hasil kuisioner dilakukan evaluasi dengan pretest dan posttest untuk mengevaluasi pengetahuan peserta. Rata-rata pengetahuan peserta tentang tanaman obat keluarga (TOGA) saat pretest sebesar 62,97% (kategori sangat paham) dan 37,03% (paham), sedangkan peningkatan pengetahuan peserta dalam posttest sebesar 66,67% (sangat paham) dan 33,33% (paham). Hasil kuisioner pengetahuan Masyarakat terhadap pembuatan jamu pada pretest sebesar 88,89% (sangat paham) dan 11,11% (paham). Peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga terhadap Jamu pada nilai posttest sebesar 100% (sangat paham). Oleh karena itu, pengetahuan mengenai TOGA dan pembuatan jamu serbuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.</p>2024-11-02T18:16:10+07:00Copyright (c) 2024 Mitsalina Fildzah Arifah, Trinita Puspitasari, Nurul Afniatun, Fina Ummu Sayyidah Yahya, Citra Eka Runenti, Nanda Ayu Safitrihttps://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/jice/article/view/1396Pendidikan Kesehatan dengan Media Video tentang Bahaya Pemberian MP-ASI di Puskesmas Mojosongo Boyolali2024-11-07T15:14:33+07:00Winarsih Winarsihwinarsihakbidyo@gmail.comWahyuningsih Wahyuningsihwinarsih@stikeseub.ac.id<p>Menurut World Health Organization bayi yang mendapatkan makanan pendamping ASI sebelum berusia 6 bulan akan memiliki risiko 17 kali lebih besar mengalami diare dan 3 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dibandingkan bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif dan mendapatkan MP ASI dengan tepat waktu. Pemberian MP-ASI yang terlalu dini atau tidak tepat dapat menimbulkan masalah kesehatan pada anak. Faktanya, praktek pemberian MP-ASI dini di Indonesia masih banyak dilakukan. MP-ASI dini dapat berdampak terhadap kejadian infeksi yang tinggi seperti alergi, diare, infeksi saluran napas hingga gangguan pertumbuhan. Berikut adalah dampak pemberian MP-ASI terlalu dini, yaitu resiko jangka pendek yang dapat mengurangi keinginan bayi untuk menyusui (konsumsi ASI berkurang), dan bayi dapat mengalami penyumbatan saluran pencernaan atau diare, serta meningkatkan risiko terkena infeksi. Sedangkan dampak jangka panjangnya dapat berupa kelebihan berat badan atau kebiasaan makan yang tidak sehat, menyebabkan alergi terhadap makanan. Metode dalam penyuluhan ini menggunakan media video dan booklet. Hasil dari pengabdian adalah peningkatan penegetahuan setelah diberikan edukasi tentang bahaya MPASI dini dimana dilakukan evaluasi secara acak pada tiga peserta yang bersedia mengisi lembar pre test dan post test. Hasil evaluasi pre dan post test soal tentang MPASI tersebut yang dilakukan pada 3 orang peserta secara acak, yang mana dari hasil pretest ketiga peserta soal yang mampu terjawab dengan benar sejumlah 7 soal, salah dibagian jenis MPASI, frekuensi pemberian MPASI, dan cara pemberian MPASI. Setelah dilakukan edukasi dan diberikan post test, hasil yang didapat adalah 10 soal benar semua. Kesimpulan dalam pengabdian ini adalah dengan media video dan booklet peserta menjadi tertarik melihat, termotivasi memberikan MP-ASI dengan tepat mengingat bahaya yang ditimbulkan serta dari Pengabdian ini harapanya bisa dibuat secara berkala penyuluhanya dengan tema yang berbeda</p>2024-11-02T18:21:02+07:00Copyright (c) 2024 Winarsih Winarsihhttps://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/jice/article/view/1406Peningkatan Rasionalitas Swamedikasi Melalui Sosialiasi Gerakan Sadar Obat Bebas DAGUSIBU 2024-11-07T15:14:33+07:00Lutfi Hidiyaningtyaslutfihidiyaningtys@gmail.comDwi Larasati dwilarasati.apt@gmail.com<p><strong>. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 melaporkan persentase masyarakat yang melakukan swamedikasi di Provinsi DI. Yogyakarta sebesar 82,74%. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan persentase tahun 2021 yaitu sebesar 80,68%. Tingginya tingkat swamedikasi dan adanya banyak faktor yang mendasari seseorang melakukan swamedikasi harus menjadi perhatian bagi seorang apoteker. Kesalahan dalam pengobatan (medication error) merupakan permasalahan yang banyak terjadi di kalangan masyarakat pada swamedikasi. Salah satu hal yang mendukung terjadinya peristiwa tersebut karena kurangnya edukasi yang memadai kepada masyarakat terkait informasi mengenai cara mendapatkan obat dengan benar, menggunakan obat dengan benar, menyimpan obat dengan benar dan membuang obat dengan benar. Masyarakat Dukuh Medelan, Kelurahan Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul merupakan salah satu masyarakat yang sering melakukan swamedikasi pada kondisi-kondisi yang ringan seperti demam, batuk, dan diare dengan membeli obat di warung atau apotek terdekat. Dari hasil observasi diketahui bahwa tingkat pengetahuan tentang penggunaan dan pengelolaan obat masyarakat Dukuh Medelan masih rendah, sehingga perlu adanya pemberian edukasi kepada masyarakat Dukuh Medelan tentang pentingnya menggunakan obat dengan benar, meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih dan menggunakan obat secara benar, dan akhirnya akan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dalam swamedikasi. </strong></p>2024-11-02T19:29:47+07:00Copyright (c) 2024 Lutfi Hidiyaningtyas, Dwi Larasati https://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/jice/article/view/1415Pemberdayaan Ibu PKK Untuk Mewujudkan Keluarga Sehat dan Berkualitas di Panggungharjo Sewon, Bantul, Yogyakarta 2024-11-07T15:14:34+07:00Wiwin Hindriyawatiwiwin.f815@gmail.comEra Revikarevika13@gmail.comRihul Aula Cahya Ningsihra.cahyaningsih@gmail.comValentesa Dwiyanti Habavalentesadwiyantihaba21@gmail.comThania Arianithaniaariani304@gmail.com<p><em>Clean and healthy living behavior is a form of daily behavior that is very important to carry out because it supports the creation of a better quality of life. Balanced Nutrition is a reference for someone to consume nutrients according to the body's needs so that they can prevent various nutritional problems. Objectives: Increase the knowledge of PKK mothers about the importance of clean and healthy living behavior, can change their lifestyle to be cleaner and healthier, Learn the importance of fulfilling balanced nutrition. Method: The method used in this community service is counseling and movie learning to 29 female PKK in Panggangharjo District. Results: In this service, the results obtained were that the knowledge of female PKK increased as seen from the pretest and posttest scores. It is known that the percentage of pre-test results who lack knowledge about clean and healthy living behavior and balanced nutrition is 31%. At the time of counseling, the post test results were 0%. Then for the pretest results with sufficient knowledge, the results were 52%, dropping to 31%. Meanwhile, the pretest results of participants from 17% experienced an increase in knowledge which was visible from the posttest results to 69% with the results of participants' knowledge becoming better.</em></p>2024-11-02T20:01:25+07:00Copyright (c) 2024 Wiwin Hindriyawati, Era Revika, Rihul Aula Cahya Ningsih, Valentesa Dwiyanti Haba, Thania Ariani